top of page

Media Sosial Penyebab Quarter Life Crisis

  • Writer: annisa estia
    annisa estia
  • Oct 5, 2019
  • 2 min read

Banyak orang yang gak sadar kalau Quarter Life Crisis terjadi diumur 20 tahun. Dimana umur tersebut disebut menjadi transisi antar masa remaja dan dewasa. Apa sebetulnya quarter life crisis itu? Dikutip dari lama kompasiana Quarter Life Crisis menimpa seseorang karena adanya berbagai tekanan/ tuntutan dari orang-orang dan lingkungan sekitar. Tekanan dan tuntutan ini biasanya mengenai pencapaian hidup dan tujuan hidup seseorang. Hal tiga hal yang menjadi pemicunya adalah kehidupan percintaan, finansial, dan karir.



Di zaman sekarang tiga poin yang paling manjadi pemicu tersebut merupan hal yang sensitif. Mengapa tidak? Karena dengan pekembangan teknologi yang pesat dan lahirnya media sosial membuat seseorang dengan mudah membandingkan kehidupannya dengan orang lain. Misalnya merasa pekerjaannya saat ini tidak terlalu baik dibandingkan orang-orang yang dilihatnya, hubungan percintaanya tak seharmonis orang lain, ato bahkan merasa menjadi orang yang tidak berguna ketika income pas pasan sehingga tidak bisa mengikuti lifestyle saat ini.

Sebetulnya yang terjadi adalah, adanya krisi identitas dalam diri kita maka lahirlah Quater Life Crisis. Jika identitas dalam diri kita kuat, maka hambatan yang menjadi pemicu diatas akan lebih mudah ditangani. Proses pendewasaan yang seharusnya sudah tertanam dalam jiwa anak remaja dan sikap bijak memilih hal positif saat menggunakan medsos akan meminilisir krisis identitas ini. Karena dengan begitu saat memasuki usia transisi mereka akan lebih siap mengadapi masalah dalam pencarian jati diri.



Lalu apa yang dilakukan quarter life crisis ini mengahampiri kita?


Pertama, tentukan tujuan yang akan kita capai. Misalnya saat ini anda merupakan mahasiswa semester akhir otomatis sebentar lagi lulus, maka pilihannya adalah menlajutkan bekerja, sekolah lagi, atau melakukan hal yang membuat anda produktif. Buat beberapa rencana agar anda tidak merasa kecewa jika gagal disalah satu jalan.


Kedua, ambil sikap bijak dalam menggunakan media sosial. Kehidupan dimedia sosial adalah kehidupan fana, jadi berhenti membandingkan diri anda dengan orang lain yang dirasa dia lebih baik dan membuat ada tidak berarti.


Ketiga, cari kegiatan yang membuat kalian lebih produktif. Mungkin saat ini anda merasa tidak sanggup melakukan apapun atau bingung akan memulai apa. TAPI LAKUKAN APAPUN YANG MEMBUAT KALIAN PRODUKTIF. Misalnya menjadi volunter kegiatan sosial, jika anda merasa diri anda tidak berharga cobalah menjadi berharga untuk orang lain.


Keempat, sering berinteraksi dengan orang-orang yang menularkan energi postifi. Ini sangat penting, dengan banyaknya interaksi pikiran kita akan terbuka, banyak pertukaran pengalaman yang akan kita dapat. Kisah-kisah dari orang yang pernah gagal akan lebih baik dibanding orang yang tidak menemukan masalah dalam hidupnya.


Terakhir, tinggalakan hal yang membuat anda terpuruk. Lingkungan yang buruk akan memancarkan energi negatif kedalam diri anda. Keluarlah dari zona tersebut, buat diri anda berkembang agar bisa menjadi lebih baik lagi.

Itulah yang perlu kita ketahui bahwa media sosial bisa menjadi bomerang bahkan memunculkan siklus baru yaitu quarter life crisis, jika tidak diimbangi dengan sikap bijak dalam penggunaannya.


"When you’re constantly thinking of others and what they must be thinking or feeling or expecting, you wind up in this perpetual state of trying to please them. You see yourself through their eyes and you lose sight of who you are.”― Michael Soll, Scorched

Comments


Post: Blog2_Post

Subscribe Form

Thanks for submitting!

©2019 by estehmanis. Proudly created with Wix.com

  • Twitter
  • Instagram
bottom of page